CONTOH MEMBUAT SINOPSIS FILM 2024

ini dia contoh untuk membuat sinopsis film
==============================================================
SINOPSIS :
Di
taman halaman depan rumahnya, setelah Amar kecil lelah bermain pistol-pistolan
Farhat bertanya pada anaknya, "Nak, kalau kamu besar nanti mau jadi
apa?" Pertanyaan yang pasti ditanyakan oleh seorang ayah kepada anaknya.
"Amar mau jadi penegak hukum, dan memberantas orang jahat Yah" Jawab Amar
kecil,meski agak kaget Farhat tersenyum dan mendukung cita-cita anaknya. KARENA
FARHAT SELAMA INI MENYEMBUNYIKAN PEKERJAAN SEBENARNYA DARI ISTRI DAN ANAKNYA,
BAHWA PERUSAHAAN YANG DIJALANI HANYA UNTUK KEDOK SEMATA, MENGELABUI ANAK DAN
ISTRI BAHKAN MASYARAKAT, SEDANGKAN USAHA SEBENARNNYA ADALAH BANDAR NARKOBA
TERBESAR DI NEGERI INI.
Farhat
dengan penuh kasih sayang, membesarkan anak semata wayangnya bersamaan dengan
keadaan Magdalena (39 tahun) istrinya yang mengalami paralisis, penyakit yang
mengakibatkan kelumpuhan pada syaraf tubuh, hingga harus berbaring di tempat
tidurnya. Farhat begitu sabar, membesarkan Amar dan merawat sang Istri, ia
menyembunyikan air mata, pesakitan dan kekecewaan dengan realita hidup yang ia
sendiri hampir tak kuasa menghadapi ini semua hanya seorang diri.
Cita-cita
Amar terbayar tunai, sekuat tenaga Farhat membiayai pendidikan si buah hati
menjadi seorang penegak hukum yang benar-benar tangguh, cerdas dan juga tampan,
Amar lulusan AKPOL (inspektur Polisi)
yang menjabat sebagai seorang perwira Unit (Panit) Direktorat narkoba, bahkan
Bapak KAPOLRI sendiri yang memberikan penghargaan sebagai AKPOL lulusan
terbaik, Kapolri Bapak Listyo Sigit Prabowo begitu bangga dengan para lulusan
terbaik dan dalam sambutannya berharap mereka memberikan sumbangsih penegakkan hukum
pada Negara dan Bangsa terlebih lagi masalah narkoba yang menjadi musuh
bersama, Pak Kapolri yakin dengan kebersamaan dan kerja keras maka bangsa
Indonesia bisa terbebas dari bahaya narkoba.
Amar
selalu menceritakan pengalamannya sepulang menjalankan tugas kepada Ibunya,
suka dan duka yang dialami untuk menghibur ibunya dan berharap Ibunya bisa
tersenyum dan terhibur, tapi dibalik senyum Ibunya begitu kuatir dengan tugas
berat anaknya sebagai penegak hukum.
Amar
makin yakin dengan tugas mulianya untuk memberantas peredaran narkoba ketika
menghadiri undangan di MASJID HASYIM ASHARI yang dibuat Jokowi dan diresmikan
gubernur DKI Jakarta Pak Anies Baswedan, (establish). Saat menuju ke pesntren
yang tidak jauh dari masjid, Amar mendengarkan pesan dari ketua PBNU GUS YAHYA
tentang satu Abad NU, bukan saja para nahdiyin tapi bagi seluruh rakyat
Indonesia harus mengenang kembali para
pejuang dan pendiri NU, salah satunya KH Hasyim Ashari yang sudah berjasa bagi
bangsa dan negera Indonesia, seperti juga K.H Gusdur anak dari KH Hasyim Ashari
yang juga mantan Presiden Indonesia serta KH Ma’ruf Amin yang kini menjadi
Wakil presiden juga tokoh kharismatik dari NU, mereka konsen untuk memberantas
narkoba, bangsa yang bebas dari cengkraman narkoba.
Prestasi
yang dimiliki Amar tak bisa dipandang sebelah mata, ketika kepala BNN Bapak
PETRUS GOLOSE memberikan tugas kepada Amar untuk membuka tabir peredaran dan
jaringan Narkotika yang begitu pesat dan masuk ke wilayah kumuh, korban-korban
pun berjatuhan. Narkotika jenis Kokain dan Sabu yang diimport langsung dari
negara produsen Kokain, masuk ke masyarakat tanah air. Amar begitu kecewa
setelah gagal menangkap Bandar shabu yang menyelundupkan melalui jalur laut
diperairan PANGANDARAN, shabu berisi Shabu berhasil disita tapi Bandar dan anak
buahya yang melakukan perlawanan dengan senjata api berhasil melarikan diri,
tapi berkat informasi IBU SUSI PUJIASTUTI (mantan Mentri kelautan dan
perikanan) mengenai peta pelayaran para penyelundup bisa terdeteksi, Ibu Susi
juga sangat mendukung pemberantasan narkoba sampai keakar-akarnya untuk
menyelamatkan generasi muda, karena para pemuda yang cerdas adalah harapan
bangsa.
Selama
menjalankan tugasnya, Amar dibantu Cintya (25 tahun) gadis cantik lulusan Akpol
kini menjabat sebagai perwira unit (Panit) yang masih terbilang belia. Amar
mulai meneliti serta riset dan observasi sindikat yang menguasai pasar
peredaran Narkotika. Kebersamaan Amar
dan Cintya dalam penyelidikan dan penyamaran menumbuhkan rasa saling suka,
mereka mengalami suka dan duka bersama dalam menjalankan tugas, meski hati
mereka mulai terpaut tapi tetap profesional.
Upaya
Amar berkali-kali gagal untuk membuka dalang dibalik semua ini, dan
keterlibatan oknum penegak hukum, serta intansi yang 'melicinkan' jalannya
pendistribusian dan peredaran Narkotika. Aman dan Cintya mendampingi Bapak
ERICK TOHIR saat memberikan pengarahan kepada karyawannya, “kalian digaji dari
pajak rakyat, dan sudah menjadi kewajiban melayani rakyat dengan baik, dan satu
hal penting lainnya, jangan pernah mendekati apalagi mencoba narkoba karena
akan merusak masa depan kalian, dan kalian harus menjadi tauladan bagi
masyarakat luas”
hasil
penyelidikan dan temuan Amar dilapangan tidak langsung dapat dipercaya oleh
komandannya, Direktorat Khusus Narkotika ( Kombes Danianto - 38 thn ) karena ia
mengangap mustahil ada keterlibatan intansi lain dalam pendistribusian
Narkotika. "Tidak mungkin, sekelas Pak Heriyanto ( 45 thn ) bisa terlibat
dalam jaringan Narkotika." Tepis Kombes Danianto yang ia ragu dengan hasil
temuan Amar akan keterlibatan seorang pengusaha terkenal. "Saya siap
mempertaruhkan jabatan saya, jika hasil temuan saya salah Dan!"
Amar dan Cintya menjadi tamu kehormatan
mewakili kepolisian dalam rapat dewan yang dipimpin IBU PUAN MAHARI ketua DPR yang konsen terhadap pemberantasan
narkoba, mendukung LANGKAH DPR UNTUK MERUBAH UNDANG-UNDANG TENTANG NARKOBA
KARENA MENDESAK DAN SUDAH DALAM KEADAAN GENTING. Sidang dihadiri seluruh
anggota dewan.
Diluar
sidang rapat yang masih berlangsung terjadi demi sari mahasiswa dan masyarakat
yang mengapresiasi ketua DPR Ibu Puan Maharani yang terus berjuang menggoalkan
undangan undang anti norkoba demi kelangsungan hidup bernegara dan berbangsa
tanpa narkoba
Bahkan ketika acara selesai, Ibu Puan
Maharani mengundang Amar dan Cintya untuk makan malam sambil membahas tentang
pencegahan dan penanggulangan bahaya narkoba bagi generasi muda.
Selaku ketua DPR, Ibu Puan Maharani ingin
bekerjasama juga dengan PBNU yang khawatir terhadap anak-anak muda terutama
santri terpapar dari bahaya Narkoba sehingga Ibu Puan Maharani ada sinergi
dengan Guh Yahya.
Langkah
awal yang dilakukan Amar dengan menangkap kurir
dan menemukan bukti keterlibatan Heriyanto, dan langkahnya berhasil Amar dapat
membekuk kurir dan juga orang kepercayaan dari Heriyanto ( Hardi - 21 thn ),
Amar dan Cintya berhasil mengorek pengakuan remaja itu yang menceritakan dengan
detail proses transaksi, mulai awal sampai berhasil sampai ketangan beberapa
bandar, lalu ke konsumen.
Namun
seiring langkahnya menelusuri jalur jaringan Narkotika, ternyata di balik
Heriyanto ada seorang pengusaha besar yang lebih paham proses pendistribusian,
bahkan pria ini yang menjadi otak dibalik beredarnya 'barang haram' itu. dialah
Ayah yang selama ini membesarkan dirinya, sampai jenjang karir yang sekarang
dipangku Amar.
Amar
di tugaskan memimpin penyergapan, dibantu pasukan dengan senjata lengkap,
strategi Amar memimpin dibantu Cintya, memetakan gudang yang letaknya tidak
jauh dari dermaga yang menjadi gudang terbesar narkoba yang akan diselundupkan.
Pasukan khusus dan Kendaraan taktis dan sniper juga diterjunkan. Semua bergerak
sesuai arahan Amar.
Beberapa
bos besar sudah mulai berdatangan dengan pesawat jet pribadi di dampingi
bodyguard dan gadis-gadis cantik untuk transaksi dan membagi wilayah kekuasaan,
ketika semua sudah masuk wilayah target, Amar segera memberi aba-aba mengepung
dan mensterilkan wilayah itu dari warga, pasukan bergerak cepat, dengan
beberapa sniper diatas gedung.
Ketika
Farhat mulai muncul Amar berteriak
setelah berhasil masuk area transaksi,”Jangan bergerak, kalian sudah
terkepung!, sebaiknya menyerah!!!... tapi bukan menyerah, mereka menjawab
dengan muntahan dan desingan peluru, tembakan dari berbagai arah, terjadi
tembak menembak, bahkan lemparan gas air mata dan granat, asap dan kobaran api
membumbung tinggi.
Farhat
dan Amar sempat saling pandang, tapi kemudian Farhat berhasil diselamatkan anak
buahnya menghilang dari arena pertempuran, tembak menembak terus berlangsung,
tidak ada kata menyerah selain menyerang, perlawanan yang sengit dari para
pengedar narkoa yang sudah nekad, hidup atau mati. Tapi Amar yang bertugas
menangkap gembong narkoba yang tidak lain Farhat ayahnya sendiri segera
mengejar Farhat yang melarikan diri ke lokasi lain.
Amar
sempat berfikir, bagaimana mungkin ayahnya yang dimata para rekannya adalah
orang baik, membuka peluang usaha, suka menolong orang, pria yang memiliki hati
lembut, di tangannya ia merawat sang Ibu dan membesarkan Amar sedari kecil
adalah seorang gembong narkoba terbesar di negeri ini, tega menghancurkan
generasi muda dengan narkoba.
Kini
lelaki itu berada dihadapannya Farhat sudah tidak berdaya karena semua anak
buahnya sudah berhasil di habisi, bidikan senjata api sudah tepat di atas
kepala sang Ayah. "Lakukan tugas mu Nak, negara lebih penting dibandingkan
seorang ayah, yang di dalam dirimu mengalir darah ku, biarlah darah Ayah mu
menjadi penebus semua kesalahan Ayah selama ini." Mata lelaki yang dari
tangannya sering membelikan mainan senjata api saat Amar kecil, kini senjata
itu justru menjadi penentu akhir hidup sang Ayah.
Situasi
semakin gawat, anak buah Farhat makin tidak terkendali, salah satu anak buah
Farhat hampir menghabisi Amar tapi untung saja Cintya datang tepat waktu dan
membalas tembakan, anak buah Farhat tewas tapi Farhat hampir saja berhasil
melarikan diri kalau Cintya tidak melepaskan tembakan peringatan lalu
melumpuhkan Farhat yang terkena tembakan dikakinya DOR.... Farhat dan sisa anak
buahnya berhasil dibekuk.
Kekecewaan
bercampur aduk dengan rasa bersalah menangkap ayah kandungnya sendiri, tapi
berkat nasehat dari Pak Mar’ruf Amin (Wapres), akhirnya Farhat bisa menerima
kenyataan dan menyadari biar bagaimanapun dan sejahat apapun Farhat adalah Ayah
kandungnya sendiri.
Setelah
melalui peradilan, Amar dan Cintya dengan berat hati mengantar Farhat, Ayah
Amar dan calon mertua Cintya ke penjara Nusakambangan, mereka disambut kepala
Lapas Nusakambangan Bapak PUTU MURDIANA akan memberikan pelayanan sesuai dengan
prosedur yang berlaku didalam lapas, tidak membeda-bedakan semua penghuni
lembaga pemasyarakatan karena semua dimata hukum sama dan taat pada hukum ……
S E L E S A I
Silahkan hubungi sanggar ruang condet